Novita Lesyani☂: Coretan Kecil~3 (Inspirated by Love Rain)
     

Coretan Kecil~3 (Inspirated by Love Rain)



            Satu, dua, tiga. Hanya dalam 3 detik aku telah jatuh cinta. Hatiku berdebar kencang saat melihat wajahmu, entah kau melihatku atau tidak, diam-diam aku telah terlanjur menyukaimu. Aku tidak tahu, apa yang membuatku menyukaimu. Karena kelembutan wajahmu yang langsung terpancar saat kita berpapasan, langkah kakimu yang perlahan, atau karena diammu yang menghanyutkan?

Ah, bagiku ini sangat memalukan untuk diingat. Hanya dalam 3 detik kau telah membuatku jatuh cinta, hanya karena berpapasan denganmu dikala senja, hanya karena bertemu denganmu tiba-tiba.
Aku sadar, sejak saat itu, aku telah benar-benar belajar untuk mencintaimu, aku telah beberapa kali merindukanmu, wahai cinta 3 detik. Aku rasa aku benar-benar telah jatuh cinta.
            Aku sadar sekarang, alasanku hadir di dunia ini, adalah untuk mengabdikan seluruh jiwaku untuk mencintainya.
            Beberapa senja telah cepat berlalu, senja kali ini tidak seindah senja biasanya, yang selalu penuh dengan siluet jingga. Senja kali ini, dipenuhi oleh langit berawan, dipenuhi oleh kristal hujan yang turun dari langit.
            Hey, aku melihatmu lagi, si 3 detik! Mungkin kau melihatku sedang menunggu hujan berlalu sambil mendekap beberapa buku. Kau buka perlahan payung lebarmu, dan aku tiba-tiba berharap keajaiban datang. Kau memanggilku, dan bertanya maukah aku datang ke bawah payungmu?
            Kita berjalan bersama, melewati jalan yang becek, melawan derasnya kristal hujan yang seakan ingin menghujat kita, dan tentu ditemani debaran jantung. Berdua di bawah payung, ya ampun! Aku rasa aku telah berdosa. Sedari tadi bahumu ditetesi air hujan, 3 detik! Kau terlalu menyandarkan payungmu ke arahku.
            Sejak saat itu, aku rasa takdir mempermainkan kita. Kita selalu dipertemukan, menghabiskan banyak waktu bersama dan aku cukup bahagia akan hal itu.
            Namun, sepertinya kita dipertemukan untuk sengaja dipersilahkan menghabiskan waktu-waktu bersama terakhir kita. Kita di hadapkan kepada kenyataan yang pahit. Sungguh pahit.
            Tuhan, sahabat karibnya menyukaiku. Sahabat kecilku menyukainya. Lalu, apa yang bisa kami lakukan? Atas kesalahan takdir yang mempertemukan? Ku mohon, aku tidak ingin mengenalnya dari awal jika berakhir seperti ini.
            Haruskah? Haruskah kami mempertahankan pertemuan cinta 3 detik kami? Atau, haruskah kami berkorban demi kedua orang itu?
            Sepertinya, kita benar-benar bukanlah orang yang mempertahankan ego. Saat, akhirnya kita memutuskan untuk bertahan kepada kehidupan masing-masing, ditambah dengan kedua orang itu yang akhirnya menjadi tujuan cinta berlabuh.

Di hujan kala senja, aku melihatmu...
Seperti orang bodoh, aku memperhatikanmu... 
Kita sebelumnya pernah bertemu,
Namun yang aku tahu,
Kau tidak melihatku...

3 detik saat itu,
Mungkin bagimu cepat berlalu,
Tapi, andai kau tahu...
3 detik itu, sudah cukup waktuku untuk mencintaimu...

Detik 1, kita bertemu...
Detik 2, aku memperhatikanmu...
Detik 3, aku mencintaimu...

Namun, seperti yang kita tahu...
Cinta yang terjadi begitu cepat antara kau dan aku...
Akan sama cepatnya berlalu...
Meski sakit hatiku tak pernah bisa berlalu...
Namun, aku bahagia atas keputusan kau dan aku...           



Aku tidak pernah memberitahumu kalau aku benar-benar mencintaimu, dan aku tidak pernah mengatakan betapa sakitnya hatiku. Senja yang mengisi langit seperti goresan cat air dan kristal hujan yang menemani hari, sekarang diam-diam menyelinap pergi.
~{AKU}~

Tapi, cinta yang indah, tidak selalu bahagia. Cinta, dari awal sampai akhir memiliki 2 wajah, kebahagiaan dan kesedihan.
~{KAMU}~

  

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Still Confused? NoProb! Ask me here^^