Dear,
seseorang yang pernah berarti di hidupku...
Pertemuan
di sekolah sore hari itu sangat mengejutkan, saat aku berfikir apakah
aku sedang merasakan keanehan pada diriku, keanehan pada detak
jantungku, yang tak bisa mengontrol karena kencangnya, melihat seseorang
yang begitu sempurna di mataku, melihat seseorang yang bisa melukis
tawa di bibir ku. Tuhan, aku ingin sore itu tidak pernah berakhir, aku
ingin merasakan keanehan lagi, keanehan yang bisa membuat ku bahagia.
Tapi waktu berlalu, tiba saatnya untuk aku pulang ke rumahku yang
sederhana. Ku buka jendela kamarku lebar-lebar, melihat indahnya langit
sore sambil melukiskan kejadian di sekolah tadi. Aku mulai sadar, aku
harus mencari buku harian ku, aku berfikir bahwa aku harus
mengabadikannya agar suatu saat aku bisa mengingat kejadian istimewa itu
lagi saat aku membacanya. Satu persatu kalimat dari hati terdalam
kutulis untuk melukiskan seseorang yang aku temui di sekolah tadi, aku
tidak tau apakah dia murid sekolahku atau bukan. Hari berlalu, saat aku
merasakan keanehan pada detak jantung ku di sekolah, entah mengapa aku
ingin sekali menoleh ke belakang, dan aku terkejut ternyata orang itu
lagi berpakaian putih biru rapi dengan atribut sekolahku, dia benar
murid sekolahku. Entah mengapa saat aku mulai mengenalnya, dekat
dengannya aku selalu merasakan keanehan, apa ini? Keanehan itu terus
datang. Aku sadar dengan setiap keanehan itu aku telah belajar untuk
menyayanginya, dan aku ingin menjadi bagian dari hidupnya. Oh Tuhan,
ternyata dia sudah dimiliki orang lain. Ku buang jauh keinginan itu,
sangat jauh, sehingga aku tak bisa bernafas untuk mengingatnya lagi. Aku
kesepian, mulai kesepian saat tiada lagi yang bisa membuat ku merasakan
keanehan yang dapat membuat ku bahagia bisa merasakannya. Kesepian itu
tidak bertahan lama, saat aku dikejutkan dengan dia yang menyatakan
cinta untukku. Ah, yang benar saja aku tidak percaya akan hal ini, ini
pasti mimpi, sebegitu tidak mungkinkah ini terjadi buatku? Entah mengapa
walaupun aku menyayanginya, aku hanya ingin sebatas itu, tidak lebih,
aku hanya takut sakit. Dia terus mendesak akan membahagiakanku, tapi aku
terus melontarkan sejuta alasan untuk menolaknya. Ya Tuhan, bersalahkah
aku membohongi perasaan ku sendiri yang ingin memilikinya sejak dulu?
Akhirnya aku berkata "baiklah" seolah terpaksa, namun memang benar aku
ingin memiliki dan menyayanginya bukan karena terpaksa. 3 bulan lebih
telah berlalu, cinta itu terasa terus tumbuh, saat di sore hari juga
terukir kenangan indah tepat di sekolah. Begitu indahnya, sampai aku
lupa untuk berterima kasih kepada ekskul Marching Band yang telah
mengawali pertemuan kami dan di sana juga terukir kenangan indah itu.
Tuhan, aku harap sore ini tidak pernah berakhir agar aku selalu dapat
merasakan hadirnya sosok seseorang yang selalu membuat keanehan indah
dalam hidupku. Seminggu kemudian, entah apa yang sedang dia fikirkan
hingga dia berniat memutuskan hubungan kami, memang sehari sebelumnya
aku telah dia buat sakit hati dengan tingkahnya, namun kurasa memang tak
dapat diselesaikan secara baik-baik. Begitu lama ku butuhkan waktu
untuk menghapus jejaknya di kehidupanku. Hingga saat aku benar-benar tak
ingin mengingat semuanya yang telah terjadi antara kami, dia hadir lagi
membawa sepotong hati untuk ku, membawa cinta itu lagi, dan
kehadirannya membuyarkan lamunanku tentang niat melupakannya, lagi-lagi
dia memang selalu bisa meluluhkan hatiku. Begitu indah hari-hariku
ditemani dirinya, hingga sering membuat ku lupa waktu. Ku ingat kembali
janji darinya saat membawa sepotong hati untukku saat aku ingin
benar-benar melupakannya "aku janji, tidak akan menyakitimu dan mengakhiri hubungan ini tanpa sebab pasti".
Itulah yang membuatku yakin, aku tau dia tak akan pernah mengingkari
janjinya. Aku terlalu egois, aku baru menyadarinya sekarang, aku
melarangnya untuk dekat dengan wanita lain yang berlebihan, namun aku
tak pernah mengatakan bahwa aku melarangnya, aku hanya tidak suka itu.
Tapi, aku merasa apa yang aku lakukan itu benar, aku tidak suka karena
aku tidak pernah melakukannya. Aku memang egois, aku terlalu mudah
cemburu! Sampai akhirnya, tepat tanggal 13 bulan Mei, aku memutuskan
untuk mengakhiri semua tentang kami. Karena alasan cemburu, begitu lama
aku menyesali keputusanku. Tapi, sekali lagi aku merasa tindakanku
benar!
Di
akhir cerita ini, baru ku mengerti. Keanehan yang bisa membuat ku
bahagia adalah CINTA. Ya, Cinta adalah keanehan yang bisa membuat sangat
bahagia, namun juga bisa membuat sakit mendalam. Itulah CINTA. (✿◠‿◠)
Dear,
seseorang yang pernah berarti di hidupku...
Kau
memang tak mengingkari janjimu, tapi secara tidak langsung kau telah
mengingkari janjimu karena kau telah menyakitiku tanpa kau tau itu. THE END~~~
Like it (y)
BalasHapusnice syg{} semua akan kekal dan kembali dengan sendirinya:*
BalasHapusmakasih syg{} amin o:')
BalasHapus