Novita Lesyani☂: Coretan Kecil~1
     

Coretan Kecil~1

Dear,
seseorang yang pernah berarti di hidupku...


Pertemuan di sekolah sore hari itu sangat mengejutkan, saat aku berfikir apakah aku sedang merasakan keanehan pada diriku, keanehan pada detak jantungku, yang tak bisa mengontrol karena kencangnya, melihat seseorang yang begitu sempurna di mataku, melihat seseorang yang bisa melukis tawa di bibir ku. Tuhan, aku ingin sore itu tidak pernah berakhir, aku ingin merasakan keanehan lagi, keanehan yang bisa membuat ku bahagia. Tapi waktu berlalu, tiba saatnya untuk aku pulang ke rumahku yang sederhana. Ku buka jendela kamarku lebar-lebar, melihat indahnya langit sore sambil melukiskan kejadian di sekolah tadi. Aku mulai sadar, aku harus mencari buku harian ku, aku berfikir bahwa aku harus mengabadikannya agar suatu saat aku bisa mengingat kejadian istimewa itu lagi saat aku membacanya. Satu persatu kalimat dari hati terdalam kutulis untuk melukiskan seseorang yang aku temui di sekolah tadi, aku tidak tau apakah dia murid sekolahku atau bukan. Hari berlalu, saat aku merasakan keanehan pada detak jantung ku di sekolah, entah mengapa aku ingin sekali menoleh ke belakang, dan aku terkejut ternyata orang itu lagi berpakaian putih biru rapi dengan atribut sekolahku, dia benar murid sekolahku. Entah mengapa saat aku mulai mengenalnya, dekat dengannya aku selalu merasakan keanehan, apa ini? Keanehan itu terus datang. Aku sadar dengan setiap keanehan itu aku telah belajar untuk menyayanginya, dan aku ingin menjadi bagian dari hidupnya. Oh Tuhan, ternyata dia sudah dimiliki orang lain. Ku buang jauh keinginan itu, sangat jauh, sehingga aku tak bisa bernafas untuk mengingatnya lagi. Aku kesepian, mulai kesepian saat tiada lagi yang bisa membuat ku merasakan keanehan yang dapat membuat ku bahagia bisa merasakannya. Kesepian itu tidak bertahan lama, saat aku dikejutkan dengan dia yang menyatakan cinta untukku. Ah, yang benar saja aku tidak percaya akan hal ini, ini pasti mimpi, sebegitu tidak mungkinkah ini terjadi buatku? Entah mengapa walaupun aku menyayanginya, aku hanya ingin sebatas itu, tidak lebih, aku hanya takut sakit. Dia terus mendesak akan membahagiakanku, tapi aku terus melontarkan sejuta alasan untuk menolaknya. Ya Tuhan, bersalahkah aku membohongi perasaan ku sendiri yang ingin memilikinya sejak dulu? Akhirnya aku berkata "baiklah" seolah terpaksa, namun memang benar aku ingin memiliki dan menyayanginya bukan karena terpaksa. 3 bulan lebih telah berlalu, cinta itu terasa terus tumbuh, saat di sore hari juga terukir kenangan indah tepat di sekolah. Begitu indahnya, sampai aku lupa untuk berterima kasih kepada ekskul Marching Band yang telah mengawali pertemuan kami dan di sana juga terukir kenangan indah itu. Tuhan, aku harap sore ini tidak pernah berakhir agar aku selalu dapat merasakan hadirnya sosok seseorang yang selalu membuat keanehan indah dalam hidupku. Seminggu kemudian, entah apa yang sedang dia fikirkan hingga dia berniat memutuskan hubungan kami, memang sehari sebelumnya aku telah dia buat sakit hati dengan tingkahnya, namun kurasa memang tak dapat diselesaikan secara baik-baik. Begitu lama ku butuhkan waktu untuk menghapus jejaknya di kehidupanku. Hingga saat aku benar-benar tak ingin mengingat semuanya yang telah terjadi antara kami, dia hadir lagi membawa sepotong hati untuk ku, membawa cinta itu lagi, dan kehadirannya membuyarkan lamunanku tentang niat melupakannya, lagi-lagi dia memang selalu bisa meluluhkan hatiku. Begitu indah hari-hariku ditemani dirinya, hingga sering membuat ku lupa waktu. Ku ingat kembali janji darinya saat membawa sepotong hati untukku saat aku ingin benar-benar melupakannya "aku janji, tidak akan menyakitimu dan mengakhiri hubungan ini tanpa sebab pasti". Itulah yang membuatku yakin, aku tau dia tak akan pernah mengingkari janjinya. Aku terlalu egois, aku baru menyadarinya sekarang, aku melarangnya untuk dekat dengan wanita lain yang berlebihan, namun aku tak pernah mengatakan bahwa aku melarangnya, aku hanya tidak suka itu. Tapi, aku merasa apa yang aku lakukan itu benar, aku tidak suka karena aku tidak pernah melakukannya. Aku memang egois, aku terlalu mudah cemburu! Sampai akhirnya, tepat tanggal 13 bulan Mei, aku memutuskan untuk mengakhiri semua tentang kami. Karena alasan cemburu, begitu lama aku menyesali keputusanku. Tapi, sekali lagi aku merasa tindakanku benar!
Di akhir cerita ini, baru ku mengerti. Keanehan yang bisa membuat ku bahagia adalah CINTA. Ya, Cinta adalah keanehan yang bisa membuat sangat bahagia, namun juga bisa membuat sakit mendalam. Itulah CINTA. (✿◠‿◠)
  
Dear,
seseorang yang pernah berarti di hidupku...

Kau memang tak mengingkari janjimu, tapi secara tidak langsung kau telah mengingkari janjimu karena kau telah menyakitiku tanpa kau tau itu. THE END~~~

3 komentar:

Still Confused? NoProb! Ask me here^^